Sekelompok mahasiswa berjalan santai layaknya satu geng yang hendak melakukan suatu hal menarik. Tanpa menoleh ke kiri dan ke kanan, fokus ke depan untuk ancang ancang setelah berhadapan dengan bagian masing masing.
Joydan adalah ketua dari geng tersebut, sedangkan Mayldo adalah mahasiswa yang ahli dalam mendesain apapun, termasuk mendesain strategi lapangan. Geng sekelas mereka menyebutnya desain strategi bukan rancang strategi.
"May, sini pisaumu. Biarkan aku yang melakukannya duluan" sedikit teriak Joydan barisan paling depan melemparkan sedikit senyuman ke arah sasaran.
"Ops, jangan gitu Joy. Aku butuh untuk alat alat lainnya. Manfaatkan saja kayu tajam yang di tanganmu dan beri pada Nandes, sebab Nandes lebih paham tehniknya." jawab mayldo dari tengah tengah barisan yang berantakan itu.
"Alaaah, udah Joy santai aja. Masalah kecil aja kok." Ketus Nandes dari ujung kiri Joydan.
"Yakin bisa Des? aku kurang yakin samamu soalnya. Kau harus bareng tuh sama Gayus, dia lebih ahli karna dia sudah biasa dibayar untuk itu." Ujar Fanta wanita cantik di geng tersebut.
Gayus yang sedang memegang Handphone tidak mendengar perkataan Fanta karena sedang melirik ke tepi pantai. Ada banyak wanita di sana yang sedang asik berfoto foto.
"Sudahlah, itu saja kalian ributkan. kebagian jatah kok semua." Wahyuni tampak membentar, karena intonasi suaranya memang tinggi sejak dulu.
satu geng di lokasi itu terhenti karena sasaran sudah hampir sampai di hadapan mereka.
"May!?" lanjut Wahyuni menatap Mayldo ke belakang barisan.
"Ops.. Iya Yun!?" jawab Mayldo santai.
"Gimana kita buat pembagiannya? biar enggak ribut kali. Bising kurasa orang ini, macam nyanyi nge-rap." Tanya wahyuni menutup kedua telinga sembari menggeleng geleng kepala seperti orang pusing.
"Ambil saja bagian yang kalian suka, siapa cepat dia dapat. Kan sudah dewasa, jadi enggak mesti lagi harus di atur secara otoriter." Jawab Mayldo dengan intonasi yang merdu. "Kalau ada yang ragu dengan apa yang ada di hadapannya, yah nikmatin aja. Kalau bukan sekarang dicoba, kapan lagi?" canda Mayldo
"Ops.. "
"Wooop wop"
"#*#*#*#*#"
"Okeee.."
4 Menit 27 detik termakan waktu hanya untuk ribut dengan bagian masing masing. Satu geng itu sudah berhadapan di depan alat masing masing, Kecuali Mayldo, Canra, Joydan, Fernan dan Jora.
"Wooops, kereeeen" Senyum nakal oleh Gayus muncul. "Alat sudah di hadapan kami semua ini. Lah, kalian... ngapain? licik bah. Masa kami aja yang kerja!?" Ketus Gayus sedikit kecewa dan merasa bodoh karena telah ditipu.
Salmiah berhadapan dengan seorang wanita manis, yaitu Widya. di tengah mereka ada sepasang batu.
Fanta dan Kartini kini sedang jongkok di samping Widya tengah memilih butiran butiran pembakar lidah.
Acer, Gayus dan Septian tengah mengatur tiga buah batu besar untuk di bentuk sedemikian rupa agar bisa di manfaatkan sebelum api menyala.
Wahyuni, Karmila dan Kristi duduk manis bermain air persama perlengkapan untuk sore nanti. mereka memang terlalu akrab hingga melakukan apapun seakan akan harus bertiga.
Nandes dan Anwar jalan menuju parkiran tanpa tujuan bersama, yang artinya tetap punya tujuan. Namun, bukan tujuan bersama melainkan tujuan pribadi mereka yaitu duduk manis di atas motor dan mengisap rokok dan menikmati nikmatnya tidak bekerja.
Sedangkan Mayldo, Joydan, Canra, Fernan dan Jora tengah menggenggam Senjata Tajam. Mayldo dan Joydan tengah memulai mengasah pisau masing masing agar cukup sekali sayat daging apapun tak mampu menahannya.
Berbeda dengan Canra, dan Jora. Mereka memanfaatkan pisau mereka untuk mengambil kayu yang lebih besar dan banyak. Kayu yang sebelumnya memang hanya ada dua buah sehingga sangat kurang dari cukup.
Fernan, tidak jauh beda dengan Nandes dan Anwar. Memanfaatkan tenaga dengan baik, sehingga fernan hanya melihat lihat saja sembari berbicara seorah olah memuji Canra dan Jora yang tengah memukuli kayu sampai terpotong sedemikian rupa.
Kekompakan satu geng ini memang jelas. Terbukti, di luar kampus juga kompak. Dan kompak sejak awal masuk kuliah sampai hari ini.
Pun demikian, teman satu geng ini tak pernah diam bila sudah dapat bagian masing masing. sebab tugasnya hanyalah bertanggung jawab atas apa yang di hadapan masing masing.
"Mayldooo!?" teriak Gayus yang tengah duduk menyalakan rokok yang diapit di antara jari telunjuk dan jadi tengah bagian tangan kirinya.
"Mana kayunyaaa?" Acer menyambung perkataan Gayus.
"Hahahahahahaha..." Wahyuni tertawa drngan ucapan Gayus, sebab bukan Mayldo yang mengambil kayu.
"Wih... Ketawakmu itu Yun, jangan bikin malu" Ujar Kristi.
Sedangkan Ella sibuk dengan aktivitasnya menggesek gesek ligam yang terbuat dari stainless.
"Hihihi.." Fernan dan Jora tertawa kecil karena temannya salah sebut nama.
"Butuh Aqua bilang cuy, Kalau air masih tumpah tumpah nya itu di sebelah" Canra memuncungkan bibirnya ke arah sungai tempat Wahyuni dan kawan kawan main air.
"Eee.... Selloow.. hahaha..." Gayus tertawa sampai hampir semua giginya kelihatan.
"Kaulah pulak, enggak liat liat orangnya. Jadi salah lah, hahaha." Bisik Septian ke telinga Acer.
"Itulah kalian, baru salah dikit aja cepat kali nyebar. Coba kalau benar tadi dipanggilnya, pasti enggak di puji. Jago memang kalian cari kesalahan orang lain" Pungkas kartini sembari menyuci tangan dalam mangkuk kecil.
"Hahaha.. Anggap sajalah itu benar, hihi.." Ujar Mayldo. "Ini diaa ikannya.." Sambung Mayldo membawakan ikan nila yang hendak di bakar dalam mangkuk yang lumayan besar.
"Haa... Ini ayamnya..." sambung Joydan dari belakang Mayldo membawa mangkung yang sama besarnya dengan mangkuk yang dibawakan Mayldo.
"Dari taaaadi kek, kan mantap diaaa" ujar Septian.
"Mantaaaap" ucap Acer.
"Okke" ucap Gayus dengan nada berbisik. "Kayu mana kayuu" sambungnya.
Acer mengambil dua alat pemanggang dan memberinya satu pada Septian untuk bagi tugas.
"Okke.." Joydan tengah menonton Acer dan Septian yang sedang menyusun ikan ke dalam pemanggang.
"Nikmat kali dunia ini ya" Ujar Mayldo merentangkan kedua tangan melawan arah angin sejuk bertiup.
"Iya lah, kampung gueh gitu loh, hahaha." Jawab Anwar dari motornya di parkiran.
"Apalagi, kalau kerjaan baru selesai..."
"Yeee... Mentang mentang kau bah" Pungkas Salmiah dari belakang Mayldo.
Penulis : Mayldo